Home / Artikel / 3 Prinsip Zakat Dalam Bisnis Ala Nabi Muhammad

3 Prinsip Zakat Dalam Bisnis Ala Nabi Muhammad

Jauh sebelum menerima wahyu, Nabi Muhammad ﷺ dikenal sebagai Al-Amin, pedagang yang jujur, amanah, dan sukses. Beliau bekerja untuk Sayyidah Khadijah r.a. dan membawa keuntungan besar dari perdagangan Syam–Hijaz, tanpa pernah menipu, menimbun, atau merugikan orang lain.

Zakat belum diwajibkan secara formal kala itu, namun prinsip berbagi rezeki dan menyucikan harta telah menjadi bagian dari gaya hidup beliau.

1. Harta yang Bersih Membawa Keberkahan

Nabi Muhammad ﷺ bersabda: “Tidaklah berkurang harta karena sedekah.”
(HR. Muslim, no. 2588)

Justru dengan memberi, harta menjadi lebih berkah. Prinsip ini menjadi dasar bahwa zakat bukan beban, tetapi penyubur harta.

2. Memberi Sebelum Diminta

Beliau dikenal dermawan, bahkan saat masih berniaga. Dalam dunia bisnis modern, sikap ini bisa diartikan sebagai bentuk kepedulian sosial korporat (CSR). Zakat menjadi bentuk konkret bahwa bisnis tak hanya soal keuntungan, tapi juga kebermanfaatan.

Beliau juga bersabda: “Pedagang yang jujur dan amanah akan bersama para nabi, orang-orang yang benar, dan para syuhada di hari kiamat.”
(HR. Tirmidzi, no. 1209, hasan sahih)

Zakat adalah salah satu bentuk kejujuran kepada Allah dan masyarakat. Dengan menunaikannya, kita jujur bahwa harta yang kita miliki ada hak orang lain di dalamnya.

3. Memberi Membuka Pintu Rezeki

Dalam hadis qudsi, Allah berfirman:

Zakat, infak, dan sedekah bukan hanya membersihkan harta, tetapi juga mengundang pertolongan dan rezeki tak terduga dari Allah ﷻ.

Nabi Muhammad tidak pernah berdagang dengan riba, penipuan, atau spekulasi yang merugikan orang lain. Zakat adalah bagian dari pembersih harta, dan prinsip ini sudah beliau jalani jauh sebelum turunnya kewajiban formal zakat.

3. Berorientasi Keberkahan, Bukan Hanya Laba

Bisnis yang berkah tak hanya menguntungkan secara angka, tapi juga membuat hati tenang dan lingkungan sekitar ikut sejahtera. Zakat adalah salah satu jalan untuk membuka pintu keberkahan rezeki tersebut.

Hari ini, banyak pengusaha Muslim yang merasakan lonjakan usaha dan kelancaran rezeki setelah rutin menunaikan zakat usaha dan penghasilan. Semakin dibersihkan, harta itu justru semakin berkembang.

Zakat bukan sekadar kewajiban tahunan, tetapi bagian dari strategi bisnis Islami yang menyeimbangkan antara keuntungan dan keberkahan. Dengan mengikuti jejak Rasulullah ﷺ, kita tak hanya sukses di dunia, tapi juga menabung pahala di akhirat.

Mau Bisnismu Seperti Nabi Muhammad ﷺ? Awali dari Zakat

Zakat bukan hanya kewajiban, tapi bagian dari strategi bisnis Islami yang berorientasi pada keberkahan dan manfaat sosial. Bisnis yang sukses dan berkah adalah bisnis yang tak melupakan hak-hak kaum duafa dan mustahik.

💬 Konsultasi Zakat Usaha & Penghasilan?

📞 WA Lazismu Kota Metro: 0853-8007-9584
🌐 Website: https://lazismukotametro.org
📢 Zakat Anda, Kemajuan Umat

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Review Your Cart
0
Add Coupon Code
Subtotal