Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof. Haedar Nashir dan Sekretaris Umum Prof. Abdul Mu’ti, menerima Tanda Kehormatan Republik Indonesia (TKRI) Bintang Mahaputra Utama dari Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto. Penganugerahan tersebut berlangsung pada Senin (25/8/2025) di Istana Negara, Jakarta, sebagai bagian dari rangkaian peringatan 80 Tahun Kemerdekaan Indonesia.
Penganugerahan Bintang Mahaputra Utama diberikan atas jasa dan pengabdian Haedar Nashir di bidang keagamaan, pendidikan, dan kebangsaan, khususnya melalui kepemimpinan di Muhammadiyah yang berhasil memperluas jaringan pendidikan, layanan kesehatan, dan sosial.
Sementara itu, Abdul Mu’ti dinilai layak menerima penghargaan serupa karena kiprahnya dalam bidang pendidikan. Selain peran strategisnya di Muhammadiyah, kiprah Mu’ti sebagai Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah RI telah menghadirkan transformasi pendidikan melalui penguatan kurikulum nasional, pemerataan akses layanan pendidikan, dan peningkatan mutu guru.
Haedar Nashir menyebut penghargaan ini bukan hanya kehormatan pribadi, tetapi juga pengakuan negara terhadap kiprah Muhammadiyah sejak pra-kemerdekaan hingga kini.
“Penghargaan ini adalah wujud penghormatan dan pengakuan negara pada eksistensi gerakan Muhammadiyah yang sejak pra-kemerdekaan sampai pasca kemerdekaan terus berkiprah untuk bangsa,” ujar Haedar usai menerima anugerah.
Ia menambahkan, penghargaan ini sejalan dengan tema kemerdekaan ke-80: “Bersatu, Berdaulat, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju.”
“Bersatu itu kelihatannya mudah, tetapi tidak gampang. Di atas ragam perbedaan kepentingan, kelompok, dan politik, bagaimana kita tetap bisa menyatukan energi kolektif bangsa untuk kesejahteraan rakyat dan Indonesia yang maju,” tandasnya.
Abdul Mu’ti dalam kesempatan terpisah juga menekankan bahwa Bintang Mahaputra Utama adalah amanah untuk menjaga komitmen menghadirkan pendidikan bermutu bagi generasi muda Indonesia.
Dalam sambutannya, Presiden Prabowo Subianto menyampaikan terima kasih kepada seluruh penerima tanda kehormatan. Sebanyak 141 tokoh bangsa dianugerahi penghargaan serupa atas jasa, pengorbanan, dan pengabdian mereka bagi bangsa.
“Atas nama negara dan bangsa, saya sampaikan terima kasih atas jasa-jasa dan pengabdian saudara-saudara sekalian. Semoga jasa itu terus menjadi warisan berharga bagi generasi penerus,” kata Presiden.
Haedar Nashir hadir didampingi istrinya, Siti Noordjannah Djohantini, yang juga Ketua PP ‘Aisyiyah. Abdul Mu’ti turut didampingi istrinya, Masmidah. Dalam suasana penuh kebersamaan itu, penghargaan ini dimaknai bukan sekadar seremoni, melainkan spirit untuk memperkuat persatuan bangsa.
Haedar menegaskan, Muhammadiyah akan terus konsisten berperan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, memperkuat nilai kebangsaan, dan menjaga harmoni di tengah keberagaman.
“Penghargaan ini bukan sekadar simbol, tetapi juga penghormatan negara terhadap pengabdian Muhammadiyah untuk bangsa,” pungkasnya.